twitter


Hikayat cermin dan jendela. Sederhana saja. Cerita ini bermula ketika aku sedang berkumpul bersama orang-orang shaleh yang menjadi tempatku menggali ilmu dan menjaga diri ini dari hal-hal yang membuat hati berlaku durja.
Hikayat cermin dan jendela. Tahu kah kamu apa perbedaan antara cermin dan jendela? Dan persamaannya? Yuk, kita bahas!

Pertama kita akan membahas hikayat ini dikaitkan dengan kepribadian manusia dalam menghadapi permasalahan dalam hidupnya. Saat manusia berada dalam suatu permasalahan atau hal yang membuatnya rugi, bagaimanakah ia bertindak? Nah, muncullah cerita ini, kau memakai cermin atau jendela dalam bersikap?

Persamaan jendela dan cermin tadi adalah, manusia sama – sama melihat hal dari sudut yang sama, sama - sama membuka cakrawala pandang yang membuat dia melihat segala sesuatu yang terlihat oleh pandangan mata. Namun bedanya sangat signifikan, apa itu? Kalau kau membuka jendela, maka yang kau lihat adalah segala sesuatu yang berada di luar jendela itu, pastinya. Bagaimana dengan cermin? Ya, yang kau lihat adalah bayangan dirimu dan segala sesuatu yang menyertai mu, dibelakang mu, bukan di luar dirimu.
So! Simple, kau memilih yang mana? Dari analisis ku, mungkin termasuk aku sendiri, banyak orang yang memakai “jendela” dalam bersikap terhadap permasalahan yang ia hadapi, menyalahkan orang lain, menyalahkan situasi, menyalahkan keadaan, dan apapun lah itu, yang dilakukan hanya mengumpat dan berkata bahwa dunia, manusia, berlaku tidak adil padanya. Ya melihat sesuatu hanya dari sudut pandang di luar jendela. Salah kah? Silahkan bertanya pada dirimu sendiri!

How about mirror? Kalau yang satu ini jika ada suatu permasalahan, yang pertama dia lihat adalah dirinya sendiri dan lingkungan tempat dia berda, apa yang salah dengan tindakan saya, apa yang telah saya ciptakan, situasi apa yang sedang dia hadapai sehingga permasalahan itu muncul? Dalam artian dia akan mengintropeksi dirinya dahulu sebelum melihat jauh keluar dari jendela dirinya.

Hikayat cermin dan jendela, kau memilih cermin atau jendela? Introspeksi dirimu dan lingkungan dirimu atau kau memilih jendela dengan menyalahkan dunia di luar dirimu? Atau kau akan memilih keduanya, sambil bercermin kau juga akan melihat keluar jendela diri? Silahkan sesukamu mengambil mana yang baik buat dirimu. Mirror or window?!

@kostan tercinta, 5.30 WIB- 5 feb 2012

1 comments:

  1. law d psikologi sosial ada teoriny ni...

    jendela => atribusi eksternal
    mirror => atribusi internal

    nah, orang indonesia kebanyakan
    berhasil => mirror
    "saya brhasil karena saya memang pintar bla bla bla"
    gagal => jendela
    "siapa ini yg ga jalankan tugas... bla bla bla"

    beda bgt ma org jepang
    berhasil => jendela
    "ini semua adalah hasil krjasama kita, usaha kita bersama"
    gagal => mirror
    "saya kurang rajin, kurang belajar, kurang hati2... mkany gagal"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, datang lagi ya.