twitter




Bicara Hati






Akankah resonansi hati tersambung dengan hatimu, akankah frekuensi ini terhubung denganmu, seperti memutar "Channel" radio mencari frekuensi yang tepat sehingga suara menjadi ada, ataukah tak terdeteksi sehingga menjadi hampa? tak bersuara hanya mendengar kikik yang mengeram dan memekakkan telinga? Bisakah ini menjadi melodi yang indah seperti petikan gitar yang berdenting indah mengalun?

Getar ini mungkin tak akan sampai kepadamu, seperti riak air yang tenggelam sebelum mencapai bibir pantai, seperti benih yang terabaikan dan mati sebelum tumbuh menjadi bunga, hampa. seperti inikah akhir cerita?

Bibir ini terlalu kelu untuk bersuara, tertahan oleh rasa yang ragu akan makna, benarkah ini sebuah cinta, atau hanya sebuah kata terlintas tanpa makna? benarkah ini sebuah rasa yang tumbuh dari tiada menjadi ada dan bertahta di singgasana hati, atau hanya sebuah mimpi yang kan hilang setelah bangun. 

Masih tumbuh dn berkembang ras ini, berputik dan mekar dengan liarnya  tak tahu kapan akan dituai, berlayar kepangkuan laut dan ku tak tahu kapan akan berlabuh, atau akan tenggelam dihempas buas ombak di lautan lepas, 

Ah, masih terlalu pagi untuk mengambil kesimpulan, sepahit apapun akhir kisah, resonansi yang tak indah, ataupun petik gitar menjadi sumbang, berlayar tanpa tahu waktu, tetap sajalah biarkan rasa ini ada, karena ketika akhirnya manis itu adalah sebuah perkara hati, pun pahit dan getir menjadi akhir adalah perkara hati. 

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, datang lagi ya.